Kau datang meniru impian
Berjalan tergesa-gesa tanpa kejaran
Muka pucat ketakutan
Sekalipun kau tak pernah memandang kebelakang
Bukankah disana impian telah kau ikrarkan pada setiap nafasmu
Kau rapatkan wajahmu ke tanah
Lelah tertunduk malu
orang bisanya mengenang keceriaan yang kau berikan
dimana impian yang pernah memanjakan dirimu
apakah lembaran-lembaran gairah sudah lusuh dalam setiap pemahaman
kau menatap langit
menahan beratnya kelam awan
menangkap cahaya dibalik gelisah
membiarkan menerangi lembaran-lembaran keinginan
wajah gairah lahir dalam perenungan
sesekali dihinggapi kerapuhan
setiap langkah
hikmah tumpah mengikat sesal
luapan angin menutup kata
mengingatkan harapan yang samar
belum bernama
belum tersentuh
kau berlalu
mengejar dan terkejar sisa nafas
lelah dan bermimpi
lari menyentuh kesunyian
terbuai dan diam
mentari pagi…
mentari pagi ……
tidakkah engkau merindu
langkahku kaku kedinginan
menunggumu
No comments:
Post a Comment