11.26.2010

CINTA 88.3 FM


Dodi masih menatap lekat sosok dihadapannya. Seorang cewek yang selalu menghargai orang lain. Chika, sang kakak kelas yang kini masih berdiri menjelaskan sebuah aturan games yang akan dimainkan oleh para siswa baru. Dodi yang saat itu duduk di kelas dua, masih mengamati tingkah Chika yang kini telah kelas tiga. Bukan hanya Dodi yang memandang sama sosok Chika, puluhan pasang mata juga mengekspresikan air muka yang sama, kagum.
Sosok Chika yang telah Dodi kagumi sejak setahun yang lalu, memang hanya bisa ia tatap dari kejauhan. Sebab, ritual menyatakan cinta bagi orang-orang yang terkena VMJ belum mampu ia lakukan. Selain karena merasa tak pantas dan tak punya kelebihan apa-apa, Dodi juga sadar kalo dirinya tak seperti cowok lain yang juga naksir dengan Chika. Miki sang ketua OSIS, Ochi yang jago banget Fisika, ada juga Yasar sang kapten basket, begitu pun dengan Iqbal yang punya BMW. Jika memikirkan hal tersebut nyali Dodi langsung ciut. Sehingga ia hanya mampu memendam perasaannya sendiri, dan mungkin akan tetap menggaung dihatinya.
“Hoi…ngelamun aja, Bro!” tiba-tiba Nico, sahabat Dodi mengangetkannya.
“Ah, nggak.” Dodi yang menyadari kedatangan Nico langsung kikuk.
“Do…Do…. Gue salut banget sama  lo meskipun tsunami menimpa lo. Lahar gunung merapi kena muka lo, duri kaktus lo tapaki. Lo masih tetep cinta sama Chika.”
“Widih, lebay lo.”

***
            Jarum jam telah bertengger di angka sembilan, tapi Dodi masih menerawang jauh entah kemana. Matanya tak bisa tertutup, dia masih meresahkan keadaan hatinya. Besok adalah hari perpisahan bagi kelas tiga angkatan `09. Dan itu artinya dia tak bisa lagi melihat Chika. Tapi, dia belum juga mampu mengatakan rasa cinta itu pada Chika sebab masih ada keraguan dan ketakutan yang imbasnya akan mempermalukan dirinya sendiri.
            Lebih dari satu jam berlalu, ia masih menatap cahaya bintang, perlahan kristal bening mengalir di pipinya. Dadanya sesak tak karuan, dia ingin berteriak tapi suaranya tersumbat di tenggorokan.  Karena merasa tak berdaya dengan tubuhnya sendiri, ia tersungkur jatuh. Hatinya kini kian pilu. Baru kali ini dia menghadapi pertarungan besar di dalam dadanya, bahkan kebijaksanaan yang sering muncul dalam dirinya tak mampu ia gunakan. Mungkin seperti itulah bingkai cinta yang menghiasi hatinya, berirama namun terkadang begitu berduri.
***
            Enam bulan telah berlalu, Dodi kini tertidur pulas di atas kasur empuk. Meskipun terlihat begitu serius mengarungi dunia mimpinya, matanya masih mengeluarkan kristal bening. Akan tetapi, entah mengapa kedua bibirnya masih tersimpul sebuah senyum.
            “Kak Dodi bangun, nggak mau salat Magrib apa?” ucap Ita, adiknya           Dodi mulai menggeliat, dan berusaha membuka matanya. “Emang sudah jam berapa?”
            “Jam tujuh” ucap Ita singkat.
            “HAH!!!” Dodi bergegas mengambil air wudhu dan melaksanakan salat.
            Setelah selesai mengumamkan doa, ia beranjak menuju meja belajar dan menyalakan tapenya serta berusaha mencari frekuensi kesayangannya.
            Yah, jumpa lagi dengan saya Ayu di 88,3 Extrai FM. Nah kali ini kita punya tema tentang ‘Cinta dalam Hati’. Widih, bakal seru nih. Oke, buat penelpon pertama silakan!
            “Halo, selamat malam!”
            “Malam, dengan siapa di mana?”
            “Saya Dodi, di MCP”
            “Oke Dodi, apa kamu pernah ngerasain cinta dalam hati? Coba ceritakan!”
            Dodi menghembuskan nafasnya perlahan. “Jika kamu memilih untuk mencintai maka jalanilah. Sebab akan menyakitkan, jika kamu mengubur cinta itu dan berusaha melupakannya. Saya bisa mengatakan seperti itu karena saya telah belajar dari apa an saya alami. Saya pernah suka dengan kakak kelas saya, tapi saya nggak punay nyali untuk mengatakannya. Karena saya merasa hanya orang yang nggak punya apa-apa buat dibanggain.”
            “Terus… terus sekarang gimana? Apa saya boleh tahu siapa cewek itu?”
            “Entahlah, selama enam bulan ini saya tidak tahu keadaannya. Tapi, meskipun begitu rasa cintaku nggak bisa pudar. Dan, malam ini saya request lagu Merindukanmu untuk dia yang tak kutahu dimana berada, Chika”
            Seperti sambaran petir, Ayu hanya melongo mendengar ucapan Dodi. Chika yang selama ini mengaku sebagai Ayu ketika On Air sadar bahwa Dodi juga mencintainya sama seperti ia mememendam rasa itu.
            Suara Ryan D`Masiv mengalir lembut di telinga para pendengar Extrai FM, begitu pun dengan Chika yang meresapi setiap lirik lagu itu. Selama aku masih bisa bernafas masih sanggup berjalan ku akan selalu memujamu…

No comments:

Post a Comment